Sabtu, 28 April 2018

Sepenggal Doa Untukmu Terkasih


Jika hadirku tak terbaca olehmu
Serta ketulusanku tak lagi terlihat bagimu
Maka biarlah raga yg rapuh ini menjelma sebagai mimpi dan berujud tasbih digenggamanmu
Agar tiap lafasku tertuju padamu
Karna engkaulah bidadari yg kerap kueja namamu,
lewat bait bait doaku

Ingatlah hati ini tak pernah membencimu atau pun menyakitimu,
Namun dibalik kekuranganku hanya doa dan ketulusan yg dapat kupersembahkan padamu

Kini kepakanlah sayapmu dan terbanglah sebebas sang merpati
Dan beranjaklah engkau sebebas sepoi angin yang mendayu
Maafkanlah bila diriku kini membungkam dan membisu
Teriring doa tulusku untukmu
Songsonglah hari hari dan bahagiamu
Meski bukan aku yang menciptanya

Minggu, 22 April 2018

Cinta di Ujung Senja


Percayalah…
Aku tak jatuh cinta denganmu karena apapun
Hanya aku jatuh cinta ketika
Rasa cinta itu hadir sendiri karena Allah

Aku tak pernah tau bagaimana bisa aku memendam rasa ini
 ingin sekali kuhanyutkan rasa ini mengalir sesuai takdir . 
Aku tak ingin berharap lebih denganmu,
 aku hanya ingin berharap kepada Allah
 untuk memberi takdir dan jalan yang paling indah
 suatu saat nanti.

Tapi andai saja kau tau ,
 aku ada disetiap senja untuk menunggumu.
 Aku seseorang yang mengagumimu 
 dalam diamku, dalam doaku.
 Aku merasa bersalah telah membawamu
 kedalam dunia cinta yang tak seharusnya saat ini.

Sampai saat ini pun
Aku masih setia dengan rasa ini
Menunggu bersama senja
Mengikuti takdir yang ada
Bagiku…
Semua takdir-Nya adalah yang paling baik.

Aku percaya kala senja itu hadir,
 dia tak akan pernah membohongi ketika dia benar-benar ada .
 Dan andai saja suatu ketika senja itu memberi tau bahwa dia tak hadir , aku percaya bahwa Allah akan hadirkan bintang ,
untuk mengganti ujung senja yang hilang. 
Dan aku percaya akan janji Allah itu.
 Terimakasih telah hadir dalam hidupku
 dan memberi  rasa yang begitu berharga .

Percayalah …
Bukan Allah tak mendengar apa yang diminta dan diharapkan.
 Akan tetapi Allah telah menulis jodoh dengan ketentuan-Nya 
yang indah, amat sangat indah .


Kamis, 19 April 2018

Sebuah Penyesalan


Sendiri di satu pagi memandang cerahnya hari dengan udara yang sejuk. Membuatku selalu berfikir, mengapa seindah ini dunia yang Engkkau ciptakan bagi kami.
Membuatku selalu bertanya, apa yang Engkau harapkan ketika mencipta aku dan semua keindahan ini. Satu hal yang sangat tidak kupahami tetapi menjadikanku dengan tulusnya menyatakan bahwa ternyata Engkau sangat mencintaiku.

Suatu hal yang indah yang telah kuperoleh dari Mu. Tetapi apa balasku, aku bahkan lalai dengan apa yang Engkau tugaskan padaku. Lalai saja tidak cukup, bahkan aku melakukan hal hal yang Engkau larang melalui kitab dan rasul Mu. Sungguh apa yang bisa kukatakan mengenai semua ini, semua menjadi sebuah tuak yang menghinakan aku.

Aku ingin hidup seribu tahun lamanya agar aku bisa memperbaiki semua kelakuanku selama ini. Tetapi apakah itu bisa menjamin bahwa diriku tidak akan kembali melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya, untuk ketiga kalinya atau bahkan untuk kesekian kalinya. Sama sekali tidak menjamin, karena aku hanyalah seorang manusia tempatnya dosa dan kesalahan.

Malu sekali diriku ketika melakukan kesalahan, kemudian bersimpuh di malam Mu tetapi keesokan harinya aku melakukan kesalahan yang sama. Teramat sangat malu diriku untuk kembali meminta maaf Mu, sehingga diriku menjadi salah satu manusia yang tergolong munafik. Aku selalu bilang aku sudah melakukan apa yang Engkau perintahkan tetapi aku sendiri tak tahu apa itu kulakukan karena cintaku kepada Mu atau hanya kulakukan sebagai kewajibanku saja. Sungguh hinanya diriku ya Rabb.

Ya Rabb berilah aku sedikit kekuatan untuk menangkal godaan makhluk Mu yang selalu mengajakku ke dalam kebathilan. Bantulah aku agar bisa bersanding dengan umat umat Rasul Mu di surga yang telah Engkau sediakan untuk beliau. Tambahkanlah rasa cinta ku kepada Mu ya Rabb agar aku dapat selalu melakukan apa pun yang Engkau perintahkan kepadaku. Agar aku senantiasa beribadah karena kecintaanku kepada Mu.

Kebimbangan

Kadang perasaan itu muncul tanpa mengenal waktu sekaligus tanpa kita sadari. Muncul dalam hati seiring dengan permasalahan yang menyertai kita dalam menjalani perjalanan hidup ini. Apabila telah muncul perasaan “bimbang” itu, mau tak mau kita harus mengambil keputusan dalam menyelesaikan kebimbangan yang bekecamuk dalam hati kita terhadap masalah tersebut. Hanya ada dua pilihan “YA” atau “TIDAK”, “KANAN” atau “KIRI”, “BENAR” atau “SALAH”. Ya itu yang paling biasa harus kita tentukan dari kebimbangan yang tengah kita rasakan.

Perasaan yang mungkin akan menyebabkan kita merasa bersalah akibat dari pilihan yang kita tentukan adalah tidak tepat. Memang menyesal selalu datang di akhir cerita, jika ada di awal mungkin tidak akan ada istilah menyesal. Bagaimana agar dalam kebimbangan kita tidak menentukan pilihan yang tidak tepat. Itu pertanyaan yang sering kali muncul apabila kita berada dalam kondisi bimbang dan semua orang pasti pernah mengalaminya tanpa terkecuali.

Kebimbangan dapat kita minimalisir dengan cara melakukan diskusi dengan Allah SWT, istikharah istilah umumnya. Karena hanya Allah-lah yang mengetahui segalanya dan hanya pada-Nya lah kita meminta diberikan kemudahan dalam mengambil keputusan agar terhindar dari kebimbangan. Bertanyalah, memintalah, dan bersujudlah kepada-Nya agar kita diberikan jalan yang terbaik dari kebimbangan yang kita rasakan.


“Sesungguhnya hanya Allah SWT lah yang Maha Mengetahui dan Maha Berkehendak atas apa yang akan terjadi pada diri kita”